rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Selasa, 09 Februari 2010

PESONA KAWAH RATU GUNUNG SALAK

Pesona Kawah Ratu

Pendakiaan sudah berlangsung sekitar 2,5 jam dari area perkemahan Cidahu - Sukabumi, Sukamantri – Ciapus. Di sepanjang jalan yang saya lewati terhampar hutan hujan tropis yang elok dan rimbun.
Mulai Pendakian
Nyanyian serangga malam yang bersahut-sahutan seakan menghidupkan suasana malam yang semakin sepi. Beberapa tempat datar yang saya lalui bisa di jadikan sebagai tempat alternatif bagi kami dan para Pendaki untuk mendirikan tenda. Ingin rasanya kami beristirahat sejenak, tapi puncak-puncak Salak terus memanggil. Tiba di percabangan jalan, kami melewati sebuah kawasan Javana Spa yang dibatasi pagar memanjang tingginya sekitar 3 sampai 4 meter. Di beberapa titik kami menemukan sebuah pintu masuk yang tidak terkunci. Hati kami pun tergoda untuk mencoba melewati kawasan ini yang telah di tinggalkan oleh penjaganya. Dengan di hantui kebimbangan kami nekad memilih jalur tersebut yang notabene bukan sebagai jalur umum pendakian. Sebuah areal yang cukup indah dan mempesona, itulah gambaran yang terbesit pertama kali dalam pikiranku, ketika kami menginjakkan kaki di sini. Hamparan bukit hijau yang tidak terlalu tinggi di selingi beberapa tanaman hias yang bermekaran membuat kami semakin betah untuk berlama-lama di sisni. Kami masih dapat jelas melihat jernihnya beberapa danau buatan meskipun kabut tipis menyelimuti di sekitar kawasan ini.

Beristirahat di Kawasan Javana Spa
Beberapa sumber mata air terus mengucur tanpa henti. Kini kami dapat membuktikannya sendiri bahwa Gunung Salak merupakan salah satu sumber mata air terbaik di Pulau Jawa.
Salah Satu Saung di Kawasan Javana Spa
Tak jauh dari situ kami menemukan beberapa saung yang dapat kami jadikan untuk beristirahat malam. Cuaca dingin yang menusuk sampai tulang sumsum membuat beberapa diantara kami tidak nyaman untuk tidur.
Persiapan Melanjutkan Perjalanan Ke Kawah Ratu
Esok harinya kami tidak terlalu buru-buru menuju Puncak Salak. Perjalanan dimulai pukul 08.00, karena saya ingin menikmati keindahan kawasan Javana spa yang semakin tampak nyata dibandingkan malam tadi. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Puncak Salak kami sempat di tahan oleh petugas hutan di kawasan itu. Saya dan teman saya di bawa ke pos untuk di investigasi. Dengan negosiasi yang cukup alot kami akhirnya di bebaskan dan di suruh secepatnya pergi untuk meninggalkan tempat ini.

Beberapa jam lamanya mendaki, kami tiba di pertigaan, ke kiri ke Kawah Ratu dan ke arah kanan ke Puncak Salak. Di sana terdapat sebuah bangunan rumah kosong yang biasanya di jadikan tempat berjualan oleh penduduk sekitar.
Beristirahat Sejenak Sambil Memasak Makanan


Rute awal kami menuju Kawah Ratu, medan terjal dan becek sedikit mempengaruhi gerakan saya. Di sepanjang jalur ini kami di tuntut kewaspadaan tinggi karna banyak pacet yang sewaktu-waktu bisa hinggap dan menghisap darah kami. Tiap sebentar langkah kami terhenti, mata saya memeriksa ke bawah. Tangan meraba-raba mulai dari paha, betis hingga mata kaki. Seolah memastikan tidak ada benda kecil menggelikan sekaligus menjijikan bagi sebagian orang; Pacet alias Lintah.

Setelah satu jam lamanya kami akhirnya tiba di Kawah Ratu (1.338 m) di wilayah Gunung Salak, Jawa Barat. Berbeda dengan kawah-kawah lainya, kawah vulaknik ini betul-betul terasa aktif. Sepanjang hari kepundannya selalu mendidih dan mengeluarkan gas asam sulfida (H2S) dengan baunya yang menyengat. Dan kadangkala, kawah ini mengeluarkan suara gemuruh akibat semburan uap air panas yang membentuk kabut. Beberapa mengepul dengan kencang dan di bagian lain terdengar desis kencang dari uap fumarol yang menghembuskan dari perut bumi. Sungguh terasa betul potensi tenaga yang maha dahsyat dari gunung api Indonesia.
Kawah Ratu
Tim Pendakian Fisika Instrumentasi
Kewaspadaan harus ekstra di tempat-tempat seperti ini, karena energi yang besar tentunya menyimpan potensi ancaman yang besar pula. Biasanya yang ditakuti adalah senyawa gas H2S yang tidak berbau dan berwarna, tetapi sangat beracun. Beberapa orang pernah menjadi korban di sini. Sungguh tak dapat dinalar, ketika saya turun dan mendekati Kawah Ratu yang bisa menyebabkan malapetaka bagi kami. Maklum jiwa muda pada saat itu masih menggebu-gebu, terkadang akal pikiran sehat kami masih bisa di kalahkan dengan hal-hal yang tidak rasional tanpa memikirkan resiko yang diterima. Beruntung gas beracun pada saat itu tidak bereaksi keluar. Puas menikmati Kawah Ratu, kami lansung melanjutkan perjalanan kami ke Puncak Salak.
Melaksanakan Sholat Dzuhur Sebelum Melanjutkan Perjalanan ke Puncak Salak

Dari sini kami kembali turun ke arah pos pertigaan, kemudian bergerak melipir ke kanan untuk menuju Puncak Salak. Rapatnya hutan serta trek yang basah tak menyiutkan nyali kami untuk terus bergerak naik. Di tengah perjalanan jalur yang kami lalui semakin tertutup. Sesekali kami tersesat dan kehilangan arah naik. Karena cuaca mendung serta tertutupnya jalur pada saat itu, membuat kami membatalkan rencana pendakian ke puncak. Meski demikian, kami masih ingin menikmati sisa waktu kekayaan luar dalam dari Gunung Salak.
Melanjutkan Perjalanan Ke Shelter IV dan Menuju Puncak Salak


Keputusan kami membatalkan perjalanan ke Puncak Salak, bukan berarti akhir pejalanan tak menyenangkan. Pasalnya masih ada kesempatan untuk menyambangi puncak-puncaknya. Kami tetap dapat melihat keindahan puncakmu, serta merasakan hal yang selalu sama ketika sampai di puncak gunung.

Dalam perjalanan turun kami yang pernah bertanya-tanya; mengapa Gunung Salak yang tidak terlalu tinggi bisa menjelma sebagai salah satu gunung yang susah untuk di daki serta banyak para pendaki yang hilang. Inilah Imajinasi yang dulu selalu terekam dan baru bisa terjawab oleh hati nurani kami.

Saya percaya bahwa perjalanan ini merupakan persembahan dari hati kami yang paling dalam untuk selalu menikmati karakterisik hutan dan medan jalurmu yang penuh misteri.

Salam Rimba,

Dance (Tim NNKPG)

Tidak ada komentar: