rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Selasa, 02 Februari 2010

PENDAKIAN KE PUNCAK MERAPI

PENDAKIAN KE PUNCAK MERAPI




Pesona alam yang indah dan unik sekaligus menyimpan bahaya yang setiap saat dapat mengancam siapapun seolah-olah menjadi daya tarik sendiri bagi setiap pendaki untuk singgah di tempatnya.
Persiapan Pendakian

Kamis, tanggal 17 Desember 2009, kami dari Tim NNKPG ( Naik-Naik ke Puncak Gunung ) dari para Alumni Fisika Instrumentasi UI ( Universitas Indoensia angkatan 2002 ) berkesempatan untuk melakukan pendakian ke Gunung Merapi. Rombongan tim berjumlah sebelas orang, berangkat dari markas besar Wasdaf Kukel UI Depok. Persiapan pendakian sendiri sudah dilakukan jauh-jauh hari agar perjalanan nantinya lancar dan tidak mengalami kendala. Sekitar pukul 22.30 00 WIB, travel langganan yang biasa membawa rombongan tim NNKPG, sudah siap berangkat untuk menuju ke Kampung Plalangan Desa Lencoh Kecamatan Selo Boyolali Jawa Tengah. Tempat tersebut merupakan pos terakhir atau desa terakhir untuk melakukan pendakian menuju Gunung Merapi. Sebenarnya ada beberapa jalur yang dapat digunakan bagi para pendaki untuk mencapai Puncak Merapi. Diantaranya bisa ditempuh dari jalur utara via Selo, jalur barat via Babadan dan jalur selatan via Kinahrejo. Sedangkan pada saat ini jalur yang aman dan yang paling direkomendasikan untuk dilalui adalah lewat jalur utara via Selo Boyolali.
New Selo


Canda, tawa dan gurauan-guruan kecil ditambah dengan kondisi jalan pantura yang macet seakan menjadi bumbu semangat untuk pendakian esok hari. Rasa penat dan rutinitas di Ibukota seakan hilang seketika. Mata sayup dicampur badan yang sudah letih membuat kami satu persatu tertidur lelap. Beberapa kali travel yang membawa kami berhenti untuk istirahat sejenak. Setelah empat belas jam lamanya diperjalanan, waktu yang ditunggu-tunggu datang juga, kira-kira pukul 13.00 kami tiba di pos pendakian gunung merapi kampung Plalangan Selo, yang jaraknya kira-kira dua jam dari pusat kota boyolali.
Pos Pertama
Sesampainya di Pos Selo, kami bergegas menurunkan barang bawaan dan perlengkapan pendakian dari dalam mobil. Beberapa pendaki lain yang baru akan mendaki maupun yang sudah selesai melakukan pendakian Puncak Merapi menyambut hangat kedatangan kami. Di pos pendakian pertama ini, Tim kami istirahat sejenak guna memulihkan kondisi badan sambil mematangkan rencana pendakian ke Puncak Merapi. Beruntung, siang itu, cuaca Gunung Merapi sangat cerah dan bersahabat sehingga rencana berjalan dengan baik.
Mulai Mendaki
Dari sini tampak jelas Puncak Merapi yang terlihat gagah berdiri dengan di selimuti kabut tipis di puncaknya. Pesona magis serta keindahan yang sewaktu-waktu dapat menimbulakan bahaya tampak nyata seakan-akan membuat kami semakin tak sabar untuk menyambanginya. Sekitar jam 14.00 WIB Tim NNKPG memutuskan untuk langsung melakukan pendakian ke puncak. Dari pos Selo tim NNKPG berjalan melalui jalan aspal hingga sampai di rumah joglo dengan sebuah tanda tulisan yang cukup besar “NEW SELO”.
Jalur Menuju Pasar Bubrah
Kemudian kami mengambil jalur kekiri dari bangunan tersebut dengan melalui jalan setapak sampai masuk ke perkebunan penduduk. Pada jalur ini banyak kerikil-keriil kecil, sehingga dituntut kewaspadaan dari setiap pendaki. Setelah itu jalur berganti menjadi kawasan hutan pinus yang sangat terjal untuk mencapai pos II. Tidak ada petunjuk jelas antara pos I dengan pos lainya. Menuju pos III perjalanan di dominasi batu besar yang sangat terjal dengan pemandangan kanan dan kiri jurang yang menganga. Kawasan ini cukup terbuka sehingga beberapa kali tim diserang oleh ganasnya angin dingin.
Tempat Ngecamp
Matahari pun perlahan-perlahan tenggelam di balik kabut hitam yang menyelimuti langit, pertanda malam telah tiba. Terjangan angin serta perubahan cuaca yang ekstrim tak membuat kami patah arang sedikitpun untuk melanjutkan perjalanan. Setelah melihat beberapa kondisi beberapa teman kami yang semakin lemah, akhirnya tim memutuskan untuk istirahat dan membuka tenda.
Sebenarnya cukup disayangkan,
Pasar Bubrah
karena jika kami melanjutkan perjalanan kurang lebih dua puluh menit lagi dari tempat peristirahatan tadi, sudah bisa sampai di Pasar Bubrah yang notabene menjadi tempat aman dan luas bagi setiap pendaki yang ingin mendirikan tenda.
Pukul 04.30 pagi, kami dan beberapa teman yang lain sudah terbangun, berharap langsung bisa melakukan pendakian ke puncak. Tapi apa daya cuaca dingin dan terpaan angin kencang serta badan yang masih letih membuat kami malas bergerak untuk melangkahkan kaki menikmati sunrise di Puncak Merapi. Baru pukul 05.30 beberapa tim NNKPG sudah siap untuk melakukan pendakiaan ke puncak.
Jalan yang Berbatu, Terjal dan Mendaki
Dalam pencapaian ke puncak garuda kami terbagi menjadi dua tim, tim pertama terdiri dari sembilan orang dan tim ke dua hanya dua orang. Apa daya, untuk pendakian kali ini tim NNKPG tidak bisa menikmati kebersamaan di Puncak Merapi, karena diantara kami harus ada yang menjaga peralatan-peralatan pendakian serta mengawasi tenda dari hempasan angin kencang yang bisa menghempaskan tenda ke jurang. Sambil menunggu teman-teman turun dari puncak, kami berdua membuat susu panas dan makan roti dengan sesekali memfoto pemandangan sekeliling.

Indahnya Gn. Merbabu dari Puncak Merapi
Setelah tiga jam lamanya menunggu di sekitar tenda yang kami dirikan,tibalah beberapa tim kami. Tanpa banyak pikir panjang kami berdua langsung tancap gas untuk mendaki puncak merapi dengan bekal makan dan minum secukupnya. langkah awal kami sudah terasa berat, medan terjal dan terbuka serta oksigen yang semakin tipis melengkapi perjalanan ini..lima belas menit kemudian sampailah kami di Pasar Bubrah.
Pasar Bubrah sendiri merupakan suatu lembah yang sangat luas dengan batu-batuan berukuran besar yang berserakan mirip sebuah pasar tradisional yang konon katanya sebagai pasar para lelembut untuk melakukan transaksi jual beli. Hawa mistispun seakan menyelimuti kami. Dari sini tampak dengan jelas puncak Gunung Merapi yang berdiri kokoh dan Gunung Merbabu dengan eksotisme lembahnya seolah olah mengajak kami untuk singgah kembali ke singgasananya.
Setelah beristirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan menuju Puncak Merapi. Jarak dari Pasar bubrah menuju Puncak Merapi dapat ditempuh kurang lebih satu sampai dua jam. Medan terjal dan terbuka dengan dominasi batu batuan besar menemani gerakan kaki kami. Kemiringan jalur menuju puncak antara 40 sampai 75 derajat.
Kawah Mati Puncak Merapi
Cuaca panas yang meyengat ditambah bau belerang dari puncak membuat langkah kami semakin lambat,
Puncak Garuda
sesekali bertemu dengan para pendaki lain yang turun dari puncak. Oleh karena itu setiap pendaki wajib ekstra hati-hati, longsoran batu-batu besar yang jatuh dari atas serta licinnya jalur bisa menimpa pendaki sewaktu-waktu. Setelah berjalan satu jam lamanya akhirnya tibalah kami berdua sampai di Puncak Merapi atau lebih dikenal Puncak Garuda.
Bentangan Bukit Merapi yang Indah

Kami berdua lantas secepatnya meninggalkan Puncak Merapi dan kembali ke basecamp terakhir untuk bergabung kembali dengan tim yang telah menunggu. Jam 12.15 sampai juga kami di basecamp, sambutan hangat dari teman-teman serta suguhan beberapa makanan dan minuman yang telah disiapkan seakan melengkapi kebersamaan tim dalam pendakian .Tak lama kemudian kami membereskan semua peralatan-peralatan serta membersihkan sampah-sampah bawaan.
Perjalanan Turun
Setelah dirasa cukup, tepat pukul 13.00 kami memutuskan turun menuju basecamp Selo, lama perjalanan kurang lebih 3 sampai 4 jam.

Packing dan Siap Turun ke Pos Selo
Pukul 15.30 sampailah kami di basecamp Selo. Sambil menunggu jemputan travel datang , kami istirahat sejenak sambil membersihkan seluruh badan kami yang kotor akibat terkena debu-debu dan bekas keringat yang menempel di tubuh kami . Sekitar jam 18.30 travel yang kami tunggu akhirnya datang dan siap mengantarkan kami ke Jakarta. Sebelum melakukan perjalanan ke Jakarta kami melakukan wisata kuliner ke solo, setelah puas travel yang membawa kami langsung tancap gas ke Jakarta dan sampai di Jakarta pukul 7.25.
Rasa lelah dan bahagia seakan bercampur aduk dalam hati kami, semoga pendakiaan ini dapat menjadi inspirasi baru dalam resolusi 2010.


Salam,
Tim NNKPG

Tidak ada komentar: